Petang yang damai dengan deseran ombak yang sederhana gelombangnya. Ku merenung langit dan laut yang terbentang luas. Subhanallah, ucapan tanda ku mengkagumi ciptaan Ilahi. Tiada yang dapat mencipta keindahan seperti itu melainkan Allah SWT..


Keindahan dan keunikan gelombang ombak yang memukul lembut pesisir pantai mengundang seribu pertanyaan di benak hati. Ya, pantai yang ku (melepak) petang ini merupakan pantai yang bersih dari sampah sarap manusia yang mengunjunginya. Tapi yang menjadi pertanyaan buatku, sampah masih juga banyak, tapi terdiri dari sampah yang mempunyai teritip-teritip yang telah mati. Mungkin juga telah lama sampah-sampah ini tersadai di sini.


Kita selalu menikmati keindahan ciptaan Allah di pantai dengan melihat kapal-kapal yang berlayar dilautan, laut yang membiru dan terbentang bak permaidani biru, pukulan ombak dengan tarian gelombang yang mengasyikkan, tapi pernahkah kita melihat bahan-bahan yang dibuang kelaut atau yang terhanyut ke laut(mungkin di bawa arus banjir), pulang ke daratan mencipta nostalgia tersendiri di laut lepas.


Perciptaan Allah sungguh unik untuk direnungi dan dihayati. Itulah yang ku kagumi. Sesungguhnya lepaknya aku di pesisiran pantai itu tidaklah sia-sia. Lepak yang bermanfaat. Menghayati dan merenungi ciptaan Allah SWT.


Atas desakan jiwa yang selalu suka merenungi segala macam perkara, syukur kepada Allah, kehairananku terhadap bahan-bahan yang tersadai di pergigian pantai itu terjawab pada hari tersebut. Dua biji botol yang entah berapa lama telah dihanyutkan dek arus ombak laut Cina Selatan, akhirnya tersadai di pantai negeri pesisir pantai.


Benar tekaanku, bahan-bahan ini bukan dari campakan manusia-manusia yang mengunjungi pantai ini. Objek tersebut mulanya jauh dariku. Tapi ombak yang kadang kala kuat menghasilkan tujahan kepada botol itu, yang menyebabkan ianya benar-benar berada berhampiran denganku. Label pada botol itu telah tiada, yang dapat ku lihat hanyalah teritip-teritip yang hidup berserta alga laut(rumpai laut) yang masih segar melekat dengan kuat di badan botol tersebut. Ianya seakan-akan memberitahuku supaya mencampakkan kembali botol tersebut ke laut lepas, agar kesinambungan generasi ianya akan terus hidup.


Ku mengalihkan pandanganku melihat buluh yang dipenuhi teritip-teritip yang telah mati, Entah bilakah buluh itu tersadai di persisir pantai itu. Teritip-teritip itu walaupun banyak, tapi ianya tidak memberi apa-apa makna untuk melepaskan diri dari menemui ajal, bilamana air masin itu tidak lagi manjilat badan buluh tersebut.


Jika teritip yang banyak itu tidak mampu melepaskan dirinya dari menemui ajal, bagaimana pula dengan teritip yang berada di badan botol ini yang hanya beberapa kupang saja. Ini membuatkan hatiku pilu melihat teritip-teritip yang berada di badan botol tersebut. Benarkah ianya juga akan menemui ajal sebegitu mudah.


Apa yang perlu ku lakukan. Membantu teritip-teritip itu bermakna aku telah melakukan kesalahan (buang sampah ke laut). Jika tidak di bantu, bermakna di tempat itulah teritip-teritip itu akan menemui ajalnya. – ditelan mati mak, diluah mati bapak-

Bagaimana tindakanku menolong teritip-teritip itu biarlah Allah sahaja yang mengetahuinya. Pastinya, aku tidak sanggup memegang botol tersebut (tidak pasti ianya di gunakan untuk apa), tapi bukan bermakna aku tidak menolong teritip-teritip itu. Moga pertolonganku yang sedikit ini, diberi nilaian besar disisi Allah SWT...:: Teringat kisah seorang pelacur wanita dengan seekor anjing yang kehausan::.....


Lebih menarik lagi persoalan yang membenak hatiku ialah berapakah usia botol tersebut. Label yang telah terhapus dan hanya di penuhi teritip dan alga. Agak-agak pembaca semua, berapakah usia botol itu??? Sehari? Seminggu? Sebulan? Atau bertahun, bahkan mungkin telah berpuluh tahun di dasar laut, sebelum ia pulang kepangkuan daratan. Aku sendiri pun tak tahu. Tanyalah yang lebih pakar dalam bidang ini. Hehehe...


Sesungguhnya setiap yang Allah ciptakan itu adalah untuk kita renungi dan membantu kita mengenal Allah SWT dengan lebih dekat lagi. Jangan kita memikirkan zatnya, tapi renunglah kejadian alam ini untuk menambahkan keimanan kita, terhadap keesaan dan kekuasaan Allah SWT. Semoga sedikit muhasabah diri ini akan membantu kita semua lebih menghayati kekuasaan Allah SWT ini.

0 comments: